Begitu berharganya waktu sehingga orang mengatakan “waktu adalah uang”. Ini menunjukka bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat berarti dan bernilai bagi kehidupan manusia. Ada tiga fase waktu yaitu kemarin, yang adalah kenangan di mana semuanya tak mungkin terulang; hari ini atau sekarang adalah kenyataan yang sedang kita jalani dan merupakan anugerah dari Tuhan; sedangkan esok adalah harapan dan itu masih misteri atau rahasia Tuhan.
Jadi kita yang beroleh kesempatan menjalani hidup sampai hari ini pergunakan itu sebaik-baiknya dan jangan sia-siakan, karena "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.". Sesibuk apa pun pekerjaan dan aktivitas kita, jangan pernah lupa memberi waktu kita untuk Tuhan. Tuhan berkata, "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?" (Matius 26:40). Dalam sehari berapa lama kita bersekutu dengan Tuhan: berdoa, membaca dan merenugkan firman Tuhan? Ataukah kita berdoa hanya saat bangun tidur, mau makan dan hendak beranjak tidur?
Pemazmur menasihatkan agar kita senantiasa menyukai
firman Tuhan dan merenungkanNya itu siang dan malam (baca Mazmur 1:2). Waktu-waktu yang ada hendaknya kita
gunakan juga untuk memperhatikan jam-jam ibadah kita. "...ibadah
itu berguna dalam segaa hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini
maupun untuk hidup yang akan datang." (1 Timotius 4:8). Oleh
karena itu, "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan
ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling
menasihati; dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang
mendekat." (Ibrani 10:25).
Hal lain yang tak boleh kita abaikan juga adalah memberi waktu untuk
keluarga: memberi perhatian kepada suami, isteri dan anak. Seringkali
karena sibuk kita melupakan waktu untuk keluarga. Kesibukan membuat banyak
orang terpisah dari keluarga. Kesibukan membuat banyak orang terpisah dari
keluarganya. Anak-anak memberontak dan akhirnya terjerumus narkoba dan
sebagainya karena kurangnya perhatian dari orangtua. Selain itu, sebagai
makhluk sosial kita tidak bisa hidup sendiri, kita memerlukan orang lain atau
sesama kita. "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." (Amsal
27:17).
Waktu dan kesempatan yang baik tidak pernah datang untuk kedua kalinya, karena itu pergunakanlah dengan baik.